Leveraging Asset Lahan dan Bangunan di PT Telkom Indonesia, Tbk
Seiring dengan perjalanan bisnisnya, Telkom hendak memberdayakan aset lahan dan bangunan dengan luas 12,6 juta m2 tersebar di 2.922 lokasi seluruh Indonesia secara lebih optimal. Tujuan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN nomor per-13/MBU/09/2014 tentang Pendayagunaan Aset.
Dengan potensi yang begitu besar dan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri BUMN tersebut, Telkom akan mengupayakan aset – asetnya menjadi lebih produktif. Namun untuk mengoptimalkan pendayagunaan aset tersebut, Telkom menghadapi masalah dengan data lahan dan bangunan yang dinilai masih belum rapih dan terintegrasi. Dimana data aset lahan dan bangunan tersebut memang sudah ada tetapi hanya sekedar catatan administrasi yang masih acak. Oleh karena itu, Telkom menginginkan adanya sebuah sistem manajemen aset yang dapat membantu dalam melakukan inventarisasi dan menganalisa pemanfaatan lahan menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk tujuan tersebut Telkom mempercayakan PT. Arun Prakarsa Inforindo yang bekerjasama dengan PT. Vivastor Techno Logica dalam pengembangan sistem manajemen aset yang fokus kepada Leveraging Asset System.
Leveraging Asset System ini bekerja dengan cara melakukan perhitungan atas RoI (Return on Investment), analisa scoring dan indikasi prospek bisnis, termasuk menyediakan data awal untuk melakukan analisis HBU (Highest and Best Use).
Sistem leveraging asset yang dikembangkan PT. Arun Prakarsa Inforindo dan PT. Vivastor Techno Logica ini menjawab kebutuhan Telkom akan pendayagunaan aset. Selain itu sistem ini juga memberikan benefit lebih kepada Telkom ke arah New Business Model Innovation, dimana bisnis Telkom juga terbuka ke arah pendayagunaan aset dengan adanya pemahaman yang komprehensif terhadap potensi aset dan prospek bisnisnya. Dengan pendayagunaan aset tersebut Telkom bisa mengembangkan sub business unit baru yang dapat menjadi alternatif untuk mencetak laba yang lebih besar.